Sampah adalah
semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan, industri
dan kegiatan pertanian. Atau dengan kata lain sampah adalah bagian dari sesuatu
yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang
umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan
industri), tetapi bukan yang biologis. Berdasarkan komposisinya, sampah
dibedakan menjadi dua, yaitu:
Sampah organik
Pengertian sampah organik
Sampah Organik,
yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun
kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos;
Jenis-jenis sampah organik
Sampah organik
berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan.
Sampah organik
sendiri dibagi menjadi :
Sampah organik basah.
Istilah sampah
organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang cukup tinggi.
Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.
Sampah organik kering.
Sementara bahan
yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan
airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau
ranting pohon, dan dedaunan kering.
Dampak sampah organik
Dampak terhadap Kesehatan
Potensi bahaya
kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
Penyakit diare,
kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah
dengan pengelolaan tidak tepat dapat
bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga
meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
Penyakit jamur
dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
Penyakit yang
dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu
penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya
masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa
makanan/sampah.
Sampah beracun:
Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat
mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal
dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan
akumulator.
Dampak terhadap Lingkungan
Cairan rembesan
sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai
organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal
ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.
Penguraian
sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair
organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi
tinggi dapat meledak.
Prinsip Pengolahan Sampah
Organik
Berikut adalah
prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah.Prinsip-prinsip
ini dikenal dengan nama 4R, yaitu:
Mengurangi
Sebisa mungkin
meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita
menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
Menggunakan kembali
Sebisa mungkin
pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian
barang-barang yang sekali pakai, buang
Mendaur ulang
Sebisa mungkin,
barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang
bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi dan
industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
Mengganti
Teliti barang
yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai
sekali dengan barang yang lebih tahan lama.
Sampah Anorganik
Pengertian Sampah Anorganik
Sampah
Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng,
kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah
yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual
adalah botol, plastik wadah pembungkus makanan dan gelas bekas minuman, kaleng,
kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.
Jenis-jenis Sampah
Anorganik
Contoh sampah
dari sampah anorganik adalah: potongan-potongan / pelat-pelat dari logam,
berbagai jenis batu-batuan, pecahan-pecahan gelas, tulang-belulang, kaleng
bekas, botol bekas, bahkan kertas, dan lain-lain.
Sampah jenis
ini, melihat fisiknya keras maka baik untuk peninggian tanah rendah atau dapat
pula untuk memperluas jalan setapak. Tetapi bila rajin mengusahakannya sampah
dari logam dapat kembali dilebur untuk dijadikan barang yang berguna,
batu-batuan untuk mengurug tanah yang rendah atau memperkeras jalan setapak,
pecahan gelas dapat dilebur kembali dan dijadikan barang-barang berguna, dan
tulang-belulang bila dihaluskan (dan diproses) dapat unutk pupuk dan lain-lain.
Dampak Sampah Anorganik
Gangguan Kesehatan
Timbunan sampah
dapat menjadi tempat pembiakan lalat yang dapat mendorong enularan infeksi;
Timbulan sampah
dapat menimbulkan penyakit yang terkait dengan tikus;
Menurunnya kualitas lingkungan
Menurunnya estetika lingkungan
Timbulan sampah
yang bau, kotor dan berserakan akan menjadikan lingkungan tidak indah untuk
dipandang mata;
Terhambatnya pembangunan negara
Dengan
menurunnya kualitas dan estetika lingkungan, mengakibatkan pengunjung atau
wisatawan enggan untuk mengunjungi daerah wisata tersebut karena merasa tidak
nyaman, dan daerah wisata tersebut menjadi tidak menarik untuk dikunjungi.
Akibatnya jumlah kunjungan wisatawan menurun, yang berarti devisa negara juga
menurun.
Yang menyebabkan
sampah di TPS atau TPA menumpuk adalah tercampurnya sampah organik dan
anorganik. Para pemulung maupun orang yang biasa memanfaatkan sampah tersebut
tidak dapat menggunakan sampah yang sudah tercampur antara sampah organic dan
anorganik. Kalau pun pemisahan ini dapat dilakukan, biayanya sangat mahal dan
memerlukan waktu yang lama. Oleh karena itu konsep pemisahan sampah harus
diubah yaitu perlunya pemisahan smpah sejak dari sumbernya.
Jika sampah
organic dan anorganik sudah dipisahkan dari sumbernya, yaitu dari rumah tangga
hunian, kawasan wisata, kawasan niaga, kawasan jalan raya, kawasan wisata atau
tempat-tempat umum lainnya, maka ketika sampah tersebut sudah sampai di TPA,
sampah sudah terpisah. Hal ini memudahkan dalam pemanfaatannya. Bahkan tidak
perlu menunggu sampai ke TPA, di TPS pun para pemulung maupun para pembuat
kompos sudah dapat memanfaatkannya.
No comments:
Post a Comment